Selasa, 26 Juli 2016

Simuk Pulau Kecil Yang Belum Bersolek

Ketika kita mengucapkan kata 'Simuk', mungkin tidak akan banyak yang mengetahui akan keberadaan kata tersebut. Adapun Simuk merupakan nama sebuah pulau terluar Indonesia, yang merupakan jajaran kepulauan Batu yang juga bagian dari Kabupaten Nias Selatan dan berpropinsikan Sumatera Utara. Pulau yang memiliki 6 desa dan merupakan satu kecamatan ini dihuni oleh penduduknya yang mayoritas menggantungkan kehidupannya dari hasil kebun kelapa. 

Pantai Balichi, Pulau Simuk

Menuju pulau ini bisa dikatakan tak lah mudah karena hanya bisa ditempuh melalui perjalanan laut. Ada dua jalur pintu masuk ke pulau ini melalui Pulau Telo dan Teluk Dalam. Kedua pintu masuk itu bisa dicapai melalui jalur udara via Kota Medan dan laut via Kota Sibolga dan Padang. Oleh karena kapal laut yang menuju ke pulau Simuk ini hanya menggunakan kapal kecil dan bukan merupakan kapal khusus penumpang, keadaan alam sangat menentukan waktu perjalanan kapal ini, penghalang utamanya yaitu badai. Maka menurut informasi yang didapat ada baiknya untuk pergi kesana pada bulan Januari, Februari, dan Maret, karena pada bulan tersebut badai agak mereda.


Kondisi diatas kapal penyeberangan

Pulau ini dikelilingi oleh pantai yang indah seperti pantai Balichi, Fakawa, dan yang paling indah yaitu pantai Lamolo, meskipun penulis belum sempat sampai kesana karena keterbatasan waktu dan sarana menuju kesana. Ini juga merupakan keprihatinan penulis dikarenakan minimnya sarana dan prasarana yang ada disana. Seperti cerita yang didapat dari penduduk disana, keindahan pantai lamolo ini sempat dipuji turis asing, mengenai keindahan pantai dan ombaknya. Sehingga membuat Pulau Simuk ini bagai gadis cantik yang tak pernah bersolek. 

Pantai Fakawa, Pulau Simuk

Desa Maufa, salah satu desa di Pulau Simuk

Penduduk yang mendiami pulau ini tidak terlalu beragam sebagian besar bersuku Nias dan memiliki marga dan bahasa yang bisa dikatakan berbeda dari kepulauan Nias lainnya seperti Gunung Sitoli. Adapun salah satu marga terbesar disana yaitu marga Famaugu, disamping itu ada pula marga Onde, Majehene, Laufe dan lain-lain. Keramahtamahan penduduknya jangan dipertanyakan lagi karena seperti penduduk Indonesia lainnya begitu pula penduduk Pulau Simuk. Penduduk yang menggantungkan hidupnya dari hasil pohon kelapa ini, mengutamakan kopra sebagai satu-satunya hasil yang bisa diperoleh dari pohon ini. Walaupun kita tahu masih terlalu banyak hasil yang bisa diperoleh dari pohon kelapa ini, baik itu dari sabut, daunnya, dan batoknya. Namun keterbatasan pengetahuan dan kemampuan semuanya hanya menjadi sampah, begitu juga kebun kelapa yang ada banyak merupakan hasil tanaman orang-orang dulu yang sangat minim teknik penanaman kelapa yang baik dan juga sudah berumur tua. Sehingga hasil yang diperolehpun tidak mungkin maksimal. Desa-desa yang ada di Pulau Simuk mempunyai bentuk yang mirip, seperti susunan rumah dan lapangan yang selalu ada ditengah desa untuk melakukan berbagai macam acara desa. Keunikan yang ada di Desa Maufa berupa pancuran air yang keluar dari batu dan menjadi sumber air bersih buat warga sekitar dan di Desa Silina ada pohon purbakala yang bisa berubah daunnya sebanyak 5 kali dan diyakini hanya marga tertentu saja yang dapat memotong atau merapikan pohon ini, karna bila dilakukan sembarang orang akan berdampak bahaya bagi yang melakukannya.


Pohon Purbakala yang bisa berubah warna 5 kali, desa Silina, Pulau Simuk

Dalam hal ini penulis mengharapkan perhatian dari pihak-pihak yang berwenang untuk dapat memperhatikan dan memajukan lagi, hasil potensi yang ada di pulau tersebut, baik itu sumber daya alam dan terlebih sumber daya manusianya. Karena seperti yang penulis ketahui di pulau tersebut telah mempunyai SD, SMP, dan SMA namun sangat minim tenaga pengajar yang berkualitas dan mempunyai tanggung jawab dalam pendidikan, sehingga bisa dirasakan hasil lulusan yang jauh dari harapan untuk mempunyai daya saing dan terkesan seperti hampa. Terlalu banyak potensi yang dapat digali dari pulau cantik nan rupawan ini yang diharapkan akan menaikkan dan membangkitkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat di pulau tersebut. hal ini mungkin dapat digali dengan cara seperti penempatan tenaga ahli dalam pertanian kelapa atau pemberian pelatihan untuk pemanfaatan hasil kelapa yang lebih maksimal. Mengoptimalkan sarana prasarana transportasi dan objek wisata yang ada sehingga ini diharapkan akan membawa perubahan yang akan bisa dirasakan penduduk yang ada di pulau tersebut.

Sungguhpun semua 'tidak ada yang mudah, namun tidak ada yang tidak mungkin', tapi dengan semangat kebersamaan dan kepedulian serta keyakinan semoga akan memperoleh hasil yang lebih baik. Jangan sampai pulau kecil yang cantik dan berada pada di posisi terluar Indonesia ini, malah menjadi sumber penghasilan bagi negara luar. Karena seperti diketahui, pihak Australia sudah mulai melirik pulau ini. Mari kita bangun bersama, semoga pulau ini bukan hanya dikenal oleh kepulauan Batu saja, namun bisa dikenal ke penjuru dunia.

Berlianpun tak berarti apa-apa ketika dia masih didalam tanah, setelah digali dan dipoles maka dia akan bernilai tinggi dan mempunyai dampak bagi pemiliknya. Akhir kata bila ada kekurangan dalam penulisan ini saya memohon maaf, ini tak lain karena keterbatasan pengetahuan dan waktu saya untuk lebih mendalami lagi segalanya tentang Simuk. Dan harapannya tulisan ini dapat menambah pengetahuan dan menggugah kita untuk dapat lebih memajukan Pulau Simuk, pulau indah yang nan eksotis.